Ada
5 (lima) Prinsip Penanganan dan Pengaturan Muatan yaitu :
1. Melindungi
Kapal.
2.
Melindungi Muatan.
3.
Pemanfaatan Ruang muat semaksimal mungkin.
4.
Bongkar muat secara Cepat, Teratur dan Sistimatis.
Untuk dapat menjaga keselamatan / melindungi
muatan , maka pihak Carrier dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
harus mengenal betul akan sifat-sifat serta jenis-jenis dari setiap muatan sehingga dapat menghindari kerusakan muatan
yang diakibatkan oleh :
1.
Keringat kapal
2.
Keringat Muatan
3.
Kebocoran / kebasahan dari muatan lain.
4.
Pergesekan dengan kulit / badan kapal.
5.
Pergesekan dengan muatan lainnya.
6.
Penaganan muatan.
7.
Muatan lainnya.
8.
Penanggasan (Spontaneous heating)
9.
Pencurian (Pilferage).
Agar dapat menghidari / mencegah
kerusakan yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut diatas , maka yang harus
dilakukan dengan baik dan tepat
adalah :
1.
Penggunaan Penerapan (Dunnage).
2.
Pengikatan dan Pengamanan (Lashing and securing)
3.
Pemberian Ventilasi.
4.
Pemisahan Muatan.
5.
Perencanaan yang prima.
Broken Stowage
= Volume Palka – Volume Muatan x 100
%
Volume
Palka
Hal
yang tidak dapat dihindari pada Pengaturan muatan ke dalam suatu palka adalah
terjadinya Broken stowage pada tempat-tempat yang antara lain :
1.
Sudut-sudut palka.
2.
Palka-palka ujung.
3.
Didaerah got-got (Bilge).
4.
Pada susunan muatan paling atas (Top tier).
5.
Diantara muatan-muatan.
Dalam melaksanakan kegiatan
pengaturan muatan, maka penyebab terjadinya Broken stowage adalah :
1.
Bentuk palka.
2.
Bentuk Muatan.
3.
Jenis muatan.
4.
Skill Buruh / pekerja.
5.
Penggunaan Penerapan (Dunnage).
Untuk mengatasi terjadinya
Broken stowage, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah :
1.
Pemilihan bentuk muatan yang sesuai dengan bentuk
palka.
2.
Pengelompokan dan pemilihan jenis muatan.
3.
Penggunaan Muatan pengisi (Filler cargo).
4.
Pengawasan pengaturan muatan.
5.
Penggunaan Dunnage seminim mungkin.
Pembersihan ruang
muat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut
:
§
Mengeluarkan sisa-sisa dan bekas-bekas muatan
terdahulu termasuk sisa-sisa dan bekas-bekas penerapan.
§
Menyapu bersih kotoran dan debu-debu ruangan
termasuk dinding-dinding, bila perlu menggunakan serbuk gergaji untuk
membersihkan sisa-sisa muatan yang melekat, misalnya bekas –bekas minyak dll.
§
Membersihkan Got-got dari segala kotoran-kotoran
yang dapat menyumbat saringan dan pipa isapnya.
§
Mengumpulkan sisa-sisa muatan terdahulu dan
kotoran-kotoran di atas dek untuk dibuang ke darat pada tempat yang telah
disiapkan untuk itu.
§
Ruangan yang telah disapu bersih, kemudian dicuci
dengan air tawar untuk menghilangkan debu-debu yang masih melekat.
§
Jika ruangan berbau, maka air cucian diberi
campuran bahan kimia sedikit untuk menghilangkan bau yang tidak enak tersebut.
§
Air cucian yang tertampung dalam got-got dikuras /
dikeringkan, tidak melalui pipa isap jika air got tersebut dikhawatirkan dapat
menimbulkan pencemaran.
§
Menjalankan Ventilasi ruang muat agar ruang muat
cepat kering.
Kelambatan (Delay) yang dapat ditemui dalam
suatu proses kegiatan pengaturan muatan adalah :
1.
Kelambatan akibat tehnis (Technical delay)
2.
Kelambatan akibat hambatan proses dalam pelaksanaan
(Operating delay)
3.
Kelambatan akibat buruh tidak terampil (Unskilled
labour)
4.
Kelambatan akibat dari keadaan alam (Natural
factor)
5.
Kelambatan akibat pemogokan (Strike)
6.
Kelambatan akibat terjadinya pemumpukan muatan dipelabuhan
(Congestion)
Formula menentukan SF
a. SF =
Volume / Berat.
Jika diketahui volume suatu kolli
muatan (v) dengan berat (g), maka :
SF = 1000
x v
G
SF = 1 /
BJ
Volume
yang dibutuhkan = Berat muatan x SF/ (1 - BS)
1. Penerapan Lepas (Loss dunnage) .
Penerapan terlepas
terdiri dari bahan-bahan : Papan-papan, balok-balok, tikar, kertas,
terpal, sasak, plastik, tali dan air bag.
2. Penerapan Tetap (Permanent dunnage)
Penerapan tetap
terdiri dari :
a.
Wilah keringat (Sweat batten / Cargo batten )
Letaknya
disamping – samping pada dinding palka.
b.
Papan alas palka (Bottom ceiling / Floor ceiling)
Letaknya
didasar palka atau diatas tank top dan juga diloteng palka.
c.
Papan penutup Got (Lumber board)
Letaknya diatas
got-got palka.
d.
Papan Penutup pipa-pipa / dinding panas (Woodens
heating)
Letaknya
pada pipa-pipa panas dalam palka dan pada dinding yang berbatasan langsung
dengan kamar mesin.
Adapun
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penerapan (dunnage) adalah :
1.
Bahan harus kuat dan kering.
2.
Bukan dari bahan yang Hygrokopis atau yang karena
sifatnya dapat merusak muatan.
3.
Dapat memenuhi fungsinya.
4.
Mudah diperoleh.
5.
Harga dan biaya angkut murah.
Maksud dan Tujuan
dari panggunaan Penerapan (Dunnage) adalah untuk dapat :
1.
Mencegah kerusakan muatan akibat dari :
a.
Pengembunan (Condensation).
b.
Cairan bebas (Free moisture).
c.
Pergeseran (Chafage).
d.
Himpitan (Crushing).
e.
Panas mendadak (Spontaneous heating).
f.
Pencurian (Pilferage).
2. Mengelompokkan muatan (Grouping).
3. Memisahkan muatan (Segregation).
4. Meninggikan titik berat muatan.
5. Membongkar muatan secara cepat dan
sistimatis.
Berfungsi sebagai Peranginan (Ventilasi)
Guna dari pada
Stowage Plan adalah :
1.
Dapat mengetahui letak tiap muatan serta jumlah dan
beratnya.
2.
Dapat merencanakan kegiatan pembongkaran yang akan
dilakukan.
3.
Dapat memperhitungkan jumlah buruh yang diperlukan.
4.
Dapat memperhitungkan lamanya waktu pembongkaran
berlangsung.
5.
Sebagai Dokumen pertanggung jawaban atas pengaturan
muatan.
Tentative
Stowage Plan adalah berupa gambaran ancar-ancar untuk suatu rencana pengaturan
muatan yang dibuat sebelum kapal tiba di pelabuhan muat atau sebelum
pelaksanaan pemuatan, dibuat dengan berdasarkan Booking List atau Shipping
Order yang diterima untuk suatu pelabuhan tertentu.
Final
Stowage Plan adalah gambaran informasi yang menunjukkan keadaan sebenarnya dari
Letak-letak muatan beserta Jumlah dan Beratnya pada tiap-tiap palka yang
dilengkapi dengan Consignment mark untuk masing-masing pelabuhan tertentu.
Hal-hal yang dapat
timbul akibat kurangnya pemberian peranginan atau ventilasi kedalam palka
antara lain :
1.
Terjadinya kenaikan suhu pada udara dalam palka.
2.
Udara dalam palka akan berbau.
3.
Terjadinya kondensasi.
4.
Terjadinya Penanggasan muatan.
5.
Menumpuknya gas-gas beracun dalam palka.
Menyiapkan Ruang Muatan
Ruang muatan secara keseluruhan
dibersihkan termasuk got-gotnya, lantai, dinding-dinding serta langit-langit
dicuci, dikerok bersih dan digosok dengan kain yang dibasahi dengan bahan
pembersih yang akan mencegah pertumbuhan cendawan pada kayu-kayu.
1. Dunnage harus dibersihkan dan
didinginkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
2. Untuk membunuh atau menghalangi
pertumbuhan bakteri dilakukan dengan menyemprot bagian dalamnya dengan bahan
anti septik secukupnya.
3. Semua Isolasi diperiksa dan apabila
ada yang kendor harus diperbaiki.
4. Papan-papan dan boyo-boyo pada
ambang palka serta ventilasi dari lubang isolasi diperiksa dan bila ada yang
rusak segera diperbaiki.
5.
Kebocoran-kebocoran pipa harus segera diperbaiki.
6.
Scuper dipasang dan semua pipa-pipa yang menuju keruang
pendingin harus ditutup agar tidak ada udara yang masuk.
7. Setiap Ventilasi keruang pendingin
disumbat.
8. Alat pendinginnya dibersihkan lalu
diisi kembali dan dites.
9. Termometer harus disiapkan dan
pipa-pipanya diperiksa.
10. Sebelum menerima muatan ruangan
harus disurvey oleh Surveyor dan semua survey yang dilakukan harus menghasilkan
Certificate, dimana didalamnya tercantum suhu yang diperoleh sebelum menerima
muatannya.
SURAT-SURAT MUATAN (DOCUMENTS OF CARGO)
Surat-surat yang
berkaitan dengan Penanganan dan Pengaturan Muatan antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Shipping Instruction / Shipping Order
Surat yang dibuat oleh
Shipper yang ditujukan kepada Carrier / kapal untuk menerima dan memuat muatan yang tertera dalam surat tersebut.
Shipping Order berisi : Nama shipper, Nama Consignee dipelabuhan
bongkar, Notify address, Pelabuhan Muat, Pelabuhan Tujuan, Nama dan Jenis
barang, Jumlah Berat dan Volume, Shipping Mark, Total Nett Weight, Total Gross
weight, Total Measurement, Freight and charge, B/L , Dated, Commercial Invoice,
No.L/C.
b. Resi Mualim (Mate receipt)
Surat tanda terima barang /
muatan diatas kapal sesuai dengan keadaan muatan tersebut yang ditanda tangani
oleh mualim – I. Resi Mualim diberi catatan bila terdapat hal-hal yang tidak
sesuai atau perlu keterangan tambahan. Apa yang tertera dalam Mate receipt akan
tertera dalan Konosemen (Bill of Lading)
c. Tally Sheet
Suatu daftar / catatan
penghitungan jumlah / banyaknya muatan yang diterima atau muatan yang dibongkar
oleh kapal. Penghitungan dilakukan oleh Tally Clerk dan di syahkan / diketahui
oleh Mualim –I.
d. Manifest.
Surat yang merupakan
suatu Daftar barang-barang / muatan yang
telah dikapalkan. Dimana daftar tersebut berisi : Nama kapal, Pelabuhan Muat dan Pelabuhan
tujuan, Nama Nakhoda, Tanggal, No. B/L, Pengirim (Shipper), Penerima
(Consignees), Tanda (Mark), Jumlah / banyaknya (Quantity), Jenis barang /
muatan (Desription of goods), Isi &
Berat (Volume & Weight) dan Keterangan jika ada. Dibuat oleh Perusahaan
Pelayaran.
e. Letter Of Indemnity /
Letter of Guarantee.
Surat Jaminan yang dibuat
oleh Shipper untuk memperoleh Clean B/L, dimana Shipper akan bertanggung jawab
apabila timbul Claim atas barang tersebut.
f. Konosemen (Bill of Lading)
Merupakan surat persetujuan
pengangkutan barang antara pengirim (Shipper) dan Perusahaan Pelayaran (Owner)
dengan segala konsekuensinya yang tertera pada surat tersebut. Juga dapat merupakan surat
kepemilikan barang sebagaimana yang tertera dalam surat tersebut dan oleh
karenanya dapat diperjual belikan sehingga Bill of Lading ini juga merupakan
surat berharga.
g. Statement of Fact.
Laporan pelaksanaan kegiatan
bongkar / muat mulai dari awal hingga selesai kegiatan.
h. Stowage Plan
Stowage Plan merupakan
gambaran informasi kondisi muatan yang berada dalam ruang muat baik mengenai
Letak, Jumlah dan Berat muatan sesuai consignment mark bagi masing-masing
pelabuhan tujuannya.
i. Delivery Order
Suatu surat yang
menyatakan kepemilikan atas barang atau muatan. Dimana D/O dapat diperoleh
dengan menukarkan B/L miliknya.
j. Hatch List
Daftar muatan yang berada
dalam palka yang bersangkutan.
k. Discharging List
Daftar bongkaran muatan
pada suatu pelabuhan tertentu.
l. Damage
Report.
Merupakan suatu surat Berita
acara kerusakan muatan yang terjadi diatas kapal sehubungan tanggung jawab
pihak carrier.
m. Marine Note of Sea Protest
Merupakan suatu Berita
Acara atas kerusakan muatan diluar kemampuan manusia. Dibuat oleh Nakhoda dan di
syahkan oleh Notaris.
n. Notice of Readiness
Suatu surat yang dibuat oleh
Nakoda yang menyatakan bahwa kapal telah siap untuk melaksanakan kegiatan
pembongkaran atau pemuatan.
Permisi mau nanya Pak, apakah Alat bongkar muat curah kering paling efisien ini bisa bermanfaat di perusahaan bapak?
BalasHapusFungsi dari wilah keringat apa pak
BalasHapus