PEDOMAN MAGNET
Sebuah alat navigasi yg digunakan untuk
menetapkan arah di laut, baik berupa haluan kapal maupun baringan
Jenis pedoman (umumnya di kapal)
1.
Pedoman magnet
(basah/kering) kerjanya tergantung dari sifat” magnet dari magnet batang &
pengaruh medan magnet bumi
2.
Pedoman Gyro
prinsip kerjanya sama sekali tidak tergantung dari sifat” magnet yaitu dengan
cara kerja gyroscope & tergantung pada sumber tenaga listrik di kapal
Menurut fungsi dan penempatannya , terdapat 3 pedoman
magnet:
1.
Pedoman tolok
(standard compass)
2.
Pedoman kemudi
(steering compass)
Cairan kompas magnet : air murni H₂O + gliserin 2%,
untuk kapal kecil < 2000 GT (ruang muat) sebagai bagian utama system auto
pilot digunakan sonde magnetic / kompas sensor coil sebagai back up Gyro
compass
Sifat magnet
1.
Memiliki gaya
tarik menarik dan tolak menolak terhadap logam bermagnet lainnya (besi / baja)
2.
Ujung batang
magnet (kutub utara dan kutub selatan)
3.
Kekuatan
tarik/tolak yang terkuat pada ujung magnet batang
4.
Kutub senama tolak
menolak, kutub tidak senama tarik menarik
5.
Apabila magnet
batang ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat berputar bebas dalam bidang
horizontal, maka kutub – kutubnya akan mengarah / menunjuk ke kutub” bumi
6.
Kekuatan gaya
tarik / tolak antara ke2 buah magnet batang yang berbeda berbanding lurus
dengan hasil kali kekuatan magnet kutub pangkat 2 (hukum coloumb)
F = m₁ x m₂
R²
Penyimpanan / peletakan pedoman magnet
1.
Sedapat mungkin
pada pertengahan kapal (diatas garis lunas kapal)
2.
Jauh dari massa
besi, yang terbagi tidak sama pada kedua sisi
3.
Tidak ditempatkan
dekat linggi – linggi karena disini terdapat kutub – kutub megnetisme permanen
(P & Q)
4.
Jauh dari massa
besi yang besar dan vertikal (funnel, tiang baja, penopang, dll)
5.
Jauh dari besi
lunak membujur dan melintang yang berjalan terus
A.
Pedoman magnet
kering
Adalah pedoman magnet dimana batang – batang magnet
dipasang sejajar satu sama lain dan digantungkan dibawah mawar pedoman dengan
menggunakan benang sutera, sehingga bisa bergerak bebas secara horizontal
Bagian utama:
1. Ketel pedoman, berfungsi sebagai tempat semat, piringan pedoman dan garis layar
2.
Piringan pedoman,
terdapat mawar pedoman, batang magnet, sungkup
3.
Cincin lenja,
untuk menggantung ketel pedoman pada rumah pedoman agar pedoman selalu dalam
keadaan datar pada waktu kapal mengoleng / mengangguk
4.
Rumah pedoman,
sebagai tempat ketel pedoman dan batang – batang penimbal
Syarat – syarat piringan pedoman yang baik:
1.
Harus ringan,
sungkup piringan pedoman bagian bawahnya harus licin
2.
Tidak memiliki
kesalahan kolimasi (sudut penyimpangan yang dibentuk antara jarum” magnet
dengan garis hubung arah utara – selatan mawar pedoman)
3.
Pembagian derajatnya
harus jelas sehingga mudah dibaca, dan dibuat secara teratur
4.
Besarnya piringan
pedoman harus seimbang dengan besarnya ketel pedoman
5.
Piringan pedoman
harus tenang
6.
Piringan pedoman
harus peka
7.
waktu ayun
piringan harus cukup besar, yaitu minimum 14 detik agar tidak terjadi
sinkronisasi dengan olengan kapal
Sifat peka piringan pedoman
Apabila suatu saat piringan pedoman keluar dari keadaan seimbang karena
suatu pengaruh dari luar, maka segera setelah pengaruh magnet lain tersebut
dihilangkan (dijauhkan), maka piringan pedoman harus segera kembali ke
kedudukan seimbangnya
Syarat:
1.
Memiliki momen
magnet (dari susunan jarum magnet) makin peka piringan pedoman tergantung dari:
-
Panjang batang
jarum magnet
-
Kekuatan kutub”
magnetnya:
K = m x a ket:
K
= momen magnet
m
= kekuatan magnetis
a
= panjang batang magnet
2.
Intensitas
horizontal yang besar (H = T cos i)
3.
Kerat piringan
harus ringan (lebih ringan lebih peka)
4.
Ujung semat harus
tajam sekali (makin tajam makin peka)
Sifat tenang piringan
pedoman
Apabila mendapat pengaruh dari
luar, keseimbangan piringan pedoman tidak terganggu
Syarat:
1.
Ujung semat sangat
lancip / tajam
2.
Piringan pedoman
sangat ringan
3.
Momen magnet besar
4.
Momen lembam besar
(gaya lawan terhadap gerakan mendatar piringan pedoman)
Cara memeriksa kepekaan
piringan pedoman:
1.
Putar piringan
pedoman ke kanan / ke kiri kira – kira 3° dari kedudukan seimbang
2.
Lepaskan dan
kemudian baca penyimpangan sudut pada sisi lainnnya
3.
Ulangi hal yang
sama pada sisi lainnya
4.
Bila hasil
penyimpangan pada kedua sisi sama / berselisih ½° saja berarti piringan pedoman
cukup peka
KETEL PEDOMAN
Umumnya terbuat dari perunggu /
kuningan dan berbentuk bulat torak. Bagian – bagiannya:
1.
Tutup atas berupa
kaca bening
2.
Kaca baur sebagai
penutup bagian bawah agar tembus cahaya
3.
Garis layer untuk
melihat / membaca haluan
4.
Pemberat untuk
menjaga kestabilan ketel
5.
Penyangga semat
sebagai penjepit semat
6.
Tanduk / baut
untuk menyangkutkan ketel dengan cincin lenja
Syarat ketel pedoman
yang baik:
1.
Ketel tidak boleh
mengandung magnet
2.
Jika ketel diam,
tutup kaca harus dalam keadaan mendatar
3.
Ketel harus mudah
mengayun & tidak menyentuh dimana – mana
4.
Semat harus
berdiri tepat di tengah – tengah ketel
5.
Ujung semat harus
terletak di titik potong penggantungan
6.
Titik putar
pesawat baring harus tegak lurus diatas ujung semat pedoman
7.
Garis layar harus
dalam keadaan yang benar
8.
Alat penggantungan
(cincin lenja) tempat dimana ketel didudukkan dengan benar
B. Pedoman magnet basah
Piringan pedoman berada di dalam zat cair
Fungsi cairan dalam ketel
pedoman:
Agar lebih baik meredam
getaran” dari dalam sehingga piringan dapat lebih tenang. Selain itu dapat
mengurangi kemungkinan kerusakan pada semat dan mawar pedoman
Cairan dalam ketel
pedoman terdiri dari:
1.
Air tawar dengan
prosentase 75% - 80%
2.
Ether (alkohol
murni 100%) dengan prosentase 20% - 25%
Prinsip kerja pedoman
magnet basah:
-
Piringan pedoman
diletakkan diatas pengapung
-
Dibawah pengapung
digantungkan batang” magnet
-
Keseluruhannya
diletakkan dalam cairan sehingga jika berada dalam medan magnet bumi, piringan
dapar berputar dengan bebas
-
Jika kapal diam
maka piringan pedoman juga diam dengan skala 360°/U menunjuk ke kutub bumi
-
Tepat dalam arah
bidang lunas linggi pada bagian dalam ketel pedoman ditempatkan garis layer
-
Skala derajat
piringan pedoman yang berimpit dengan garis layer menunjukkan arah haluan kapal
Istilah – istilah
Variasi, sudut yang dibentuk oleh utara – slatan sejati bumi
dengan arah utara magnetisme bumi
Deviasi, sudut yang dibentuk oleh utara magnetisme bumi dengan penyimpangan penunjukan utara –
selatan pedoman magnet
Agone, garis di peta yang menghubungkan tempat – tempat yang
memiliki perubahan variasi 0°
Isologone, garis di peta yang menghubungkan tempat – tempat yang
memiliki perubahan variasi yang sama
Isogon, garis di peta yang menghubungkan tempat – tempat yang
memiliki variasi yang sama
Aklin, garis di peta yang menghubungkan tempat – tempat yang
memiliki sudut inklinasi 0°
Inklinasi, sudut antara bidang yang menjadi acuan dengan bidang
yang diukur kemiringannya
PENIMBALAN PEDOMAN
Karena pengaruh magnetisme
tidak beraturan, kemungkinan besar deviasi pedoman menjadi sangat besar pada
beberapa haluan, dan tidak beraturan / tidak merata pada setiap perubahan
haluan kapal.
Persiapan menimbal
pedoman:
1.
Kapal harus duduk
tegak juga pada penimbal simpangan senget
2.
Kapal harus duduk
dengan sarat rata” / even keel
3.
Semua bagian besi
harus ada ditempat seperti keadaan sedang berlayar di tengah laut (kapal laik
laut secara magnetis)
4.
Kapal tiak boleh
berada di dekat massa besi yang besar seperti dock, tongkang, pabrik, steel
construction, dll
Tujuan penimbalan
pedoman:
1.
Membuat deviasi
sekecil mungkin
2.
Perubahan deviasi
pada perubahan haluan agar terjadi secara berangsur – angsur dan merata
3.
Sebanyak mungkin
memperkuat gaya pengarah dan disamakan pada semua haluan
Alat – alat penimbal yang
biasa digunakan di kapal :
1.
Korektor P (batang
C)
2.
Korektor Q (batang
B)
3.
Flinder Ball
4.
Korektor D
5.
Magnet senget
Alasan dilakukan
penimbalan
1.
Deviasi berubah
cepat, pada perubahan haluan mawar pedoman kadang – kadang menjadi tidak tenang
dan lamban, sehingga sulit untuk digunakan pada waktu kapal berlayar diperairan
sempit / pada waktu pemanduan kapal
2.
Mudah terjadi
kekeliruan apabila berlayar dibawah perintah pandu
3.
Deviasi yang besar
mengakibatkan perubahan besar dalam gaya pengaruh, sehingga pada haluan –
haluan tertentu mawar menjadi terlampau lamban
4.
Jika simpangan
senget besar, maka pada waktu kapal oleng mawar pedoman manjadi tidak tenang
Istilah – istilah
dalam penimbalan:
Ø Gaussin error, perubahan nilai deviasi yang terjadi karena kapal merubah haluan
Ø Retentive error, perubahan nilai deviasi pedoman yang terjadi karena kapal berlayar
dengan haluan tetap dalam waktu yang cukup lama (lebih dari 12 jam) karena
adanya induksi terhadap magnetisme remanen
Ø Full compensation, penimbalan penuh / penimbalan menyeluruh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar